Text
DARAH - DAGING SASTRA INDONESIA
Ketidakselarasan antara sosok Kritikus Sastra semestinya dengan Kritikus Sastra “apa adanya”, pada gilirannya menciptakan risiko “pisau bermata dua”. Menyikapi sentimentalisme dan penghujatan sebagaimana diperlihatkan oleh sejumlah “oknum” esais dan pengamat sastra belakangan ini, alih-alih meniscayakan mereka sebagai Kritikus Sastra, malah patut dicurigai sebagai “tikus-tikus” sastra. Hama perusak aneka “tanaman” yang bersitumbuh di ladang sastra. Ladang sastra masih akan ditanami aneka ragam tanaman, tentu dengan harapan kelak bakal berbuah karya-karya berselera tinggi. Sejumlah essai yang terbuhul dalam buku ini ditulis dalam situasi gamang lantaran kesemena-menaan subjektif yang kian menjauhkan jagat sastra dari harapan dan peran Kritikus Sastra yang kompeten mengelupas kulit pada setiap tubuh teks, hingga kedalaman jelajah tematik dan eksplorasi estetiknya dapat diraih.
B01893 | 899.221 Muh d | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain